Model direct Instruction (Pengajaran Langsung) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Model pengajaran langsung berupa pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

sintaks model pengajaran langsung
Model direct Instruction (Pengajaran Langsung) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah

Langkah-langkah pengajaran langsung yaitu:

  1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
  2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan.
  3. Membimbing pelatihan.
  4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
  5. Memberikan kesempatan untuk latihan mandiri.

Untuk lebih jelasnya inilah lima fase model pengajaran langsung:

A. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

1. Menjelaskan tujuan

Para siswa perlu mengetahi dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pembelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah berperan serta dalam pembelajaran itu.

Guru mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswa-siswanya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan informasi tertulis pada papan buletin, yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat melihat keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap pelajaran itu.

2. Menyiapkan siswa

Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari.

Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok pelajaran yang lalu, atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa tentang pokok-pokok pelajaran yang lalu.

B. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif.

Menyampaikan informasi dengan jelas

Kejelasan informasi atau presentasi yang diberikan guru kepada siswa dapat dicapai melalui perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran yang baik. Dalam melakukan presentasi guru harus menganalisis keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil selangkah demi selangkah.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi/presentasi adalah:

  1. Kejelasan tujuan dan poin-poin utama, yaitu memfokuskan pada satu ide (titik, arahan) pada satu waktu tertentu menghindari penyimpangan dari pokok bahasan/LKS.
  2. Presentasi selangkah demi selangkah
  3. Prosedur spesifik dan konkret, yaitu berikan siswa contoh-contoh konkret dan beragam, atau berikan kepada siswa penjelasan rinci dan berulang-ulang untuk poin yang sulit.
  4. Pengecekan untuk pemahaman siswa memahami satu poin sebelum melanjutkan ke poin berikutnya, ajukan pertanyaan kepada siswa untuk memonitor pemahaman mereka tentang apa yang telah dipresentasikan, mintalah siswa mengikhtisarkan poin-poin utama dalam bahasan mereka sendiri, dan diajarkan ulang bagian-bagian yang sulit dipahami oleh siswa, dengan penjelasan guru lebih lanjut atau dengan tutorial sesama siswa. (Kardi dan Nur, 2000:32)
  5. Melakukan demonstrasi

Pengajaran langsung berpegang taguh pada asumsi bahwa pada sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain. Tingkah orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa, sehingga perlu diingat bahwa belajar melalui permodelan dapat mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar.

Oleh karena itu, agar dapat mendemonstrasikan suatu keterampilan atau konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya.

C. Membimbing pelatihan

Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “ pelatihan terbimbing”. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan.

Beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan adalah seperti berikut:

  1. Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.
  2. Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari.
  3. Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan dan latihan terdistribusi.
  4. Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan. (Kardi dan Nur, 2000:34)

D. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadang-kadang disebut resitasi atau umpan balik. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa.

Beberapa pedoman dalam pemberian umpan balik efektif yang patut dipertimbangkan oleh guru seperti berikut:

  1. Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan.
  2. Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik.
  3. Konsentrasi pada tingkah laku, dan bukan pada maksud.
  4. Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
  5. Berikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
  6. Apabila memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar.
  7. Bantulah siswa memusatkan perhatiannya pada “proses” dan bukan pada “hasil”.
  8. Ajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai kinerjanya sendiri. (Kardi dan Nur, 2000:38)

E. Memberikan kesempatan untuk latihan mandiri

Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri.

(Kardi dan Nur, 2000:43) memberikan tiga panduan umum latihan mandiri yang diberikan sebagai pekerjaan rumah seperti berikut:

  1. Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan atau persiapan untuk pembelajaran berikutnya.
  2. Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa, tentang tingkat keterlibatan yang diharapkan.
  3. Guru seharusnya memberikan umpan balik tentang pekerjaan rumah tersebut.

Adapun kelebihan dan kelemahan model Pengajaran Langsung yaitu:

Kelebihan
  1. Guru mudah menguasai kelas
  2. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran yang berjumlah besar.
  3. Mudah dilaksanakan.
Kelemahan
  1. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
  2. Mengandung daya kritis siswa
  3. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik,
  4. Bila terlalu lama membosankan.
Share this post on social media: